Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelTopik pembahasan artikel pertama adalah mengenai pengaruh dari krisis
moneter yang melanda Indonesia sejak bulan Juli 1997 terhadap efisiensi
perusahaan publik, dalam hal ini yang berada atau listed di Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa
dampak dari krisis moneter terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari studi ini
menunjukkan bahwa krisis moneter yang melanda Indonesia memang berdampak
besar terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Bursa Efek Jakarta. Hal ini
dibuktikan dengan fakta bahwa semua rasio keuangan yang digunakan dalam
studi ini hasilnya jauh lebih buruk bila dibandingkan dengan masa sebelum
terjadinya krisis moneter di Indonesia
Sedangkan artikel kedua membahas tentang apakah kinerja keuangan yang
buruk dari perusahaan yang telah go-public di pasar modal Asean lebih
disebabkan oleh krisis moneter, atau lebih dikarenakan profil kinerja keuangan
yang sudah rentan sebelumnya. Dan, studi ini menyimpulkan bahwa profil kinerja
keuangan perusahaan-perusahaan, dalam hal ini yang telah go-public di pasar
modal Asean, memang sudah rentan jauh sebelum krisis moneter melanda
kawasan ini. Krisis moneter itu sendiri pada dasarnya hanya membuka masalah-masalah
yang tersembunyi sebelumnya.
Pada artikel ketiga, dibahas hubungan antara jumlah pemberitaan yang
dilaporkan setiap hari, dalam hal ini oleh Dow Jones & Company, dengan
indikator atau alat ukur dari aktivitas pasar modal. Yakni yang termasuk di
dalamnya meliputi volume perdagangan, pergerakan harga saham, dan juga
keuntungan yang diperoleh dari pasar (market return) di pasar modal. Hubungan
yang ditemukan antara berita dan aktivitas dari pasar modal tidak terlalu kuat. Di
samping itu, pola pemberitaan berita tidak mampu menjelaskan "irama" dari
aktivitas pasar modal.
Ketiga artikel ini memiliki keterkaitan (benang merah) yakni begiru
berpengaruhnya faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian (dalam hal
ini krisis moneter yang tidak hanya melanda Indonesia saja, tetapi juga negara-negara
di kawasan Asia Tenggara lainnya), situasi politik dan juga keamanan,
terhadapa pergerakan saham. Dalam hal ini terutama saham-saham yang berada di
Bursa Efek Jakarta.