Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPersoalan gender adalah persoalan yang peka dan kompleks. Persoalan ini
telah menjadi sesuatu yang klasik, bahkan setua peradaban manusia itu sendiri.
Perbedaan pria dan wanita yang pada hakikatnya hanya merupakan perbedaan
karakteristik biologis (jenis kelamin) dipertajam melalui proses sosialisasi
sehingga menuntun pada berbagai praktik diskriminasi terhadap wanita di
berbagai bidang. Padahal seperti kita ketahui bersama, jumiah penduduk dunia
sebagian besar wanita dan selama dekade terakhir ini, wanita telah menjadi
segmen penting dalam berbagai bidang kehidupan termasuk dalam bidang
ekonomi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui apakah diskriminasi terhadap
wanita dalam pasar tenaga kerja masih ada, yang jawabannya termuat pada jurnal
berjudul '''Evidence on Discrimination in Employment: Codes of Color, Codes of
Gender" oleh William A. Darity Jr. dan Patrick L. Mason. Dalam jurnal ini
diketahui bahwa diskriminasi menyebabkan representasi wanita dalam ekonomi
menurun dan mengakibatkan kerugian baik secara material maupun spiritual.
Kerugian itu antara lain membuat pasar tenaga kerja kurang kompetitif karena
mereka menjadi kurang termotivasi dan secara emosional kurang sehat akibat
penolakan yang dialaminya.
Akan tetapi Patrick L. Schul & Brent M. Wren dalam jurnalnya yang
berjudul "The Emerging Role of Women in Industrial Selling: A Decade of
Change" menunjukkan fenomena yang berlawanan di mana akhir-akhir ini
representasi wanita dalam ekonomi justru meningkat pesat bahkan dalam bidang-
bidang pekerjaan yang sebelumnya didominasi oleh pria. Konsekuensi logis dari
semua itu adalah semakin besar kontribusi wanita dalam ekonomi khususnya
dalam industri penjualan.
Penelitian tersebut mungkin telah terbukti di beberapa negara tetapi di
sejumlah negara lain (termasuk Indonesia) agaknya masih perlu diuji lebih jauh
karena di banyak negara berkembang gerakan wanita harus berhadapan dengan
tembok struktural yang cenderung patriarkhal. Seperti yang terlihat dalam
penelitian Patricia Arttachariya yang berjudul: ""A Study on Women Managers in
Thailand: Cultural, Organizational, and Domestic Issues". Berdasarkan studi
kasus yang dilakukan pada wanita Thailand maka ditemukan bahwa diskriminasi
menyebabkan representasi wanita Thailand dalam ekonomi menurun karena:
- Adanya tuntutan untuk berperan sebagai ibu rumah tangga yang baik di satu
pihak dan bekerja secara profesional di lain pihak.
- Wanita Thailand sampai saat ini bekerja dalam sistem yang didominasi oleh
nilai-nilai pria.
- Adanya pemikiran "Think Manager - Think Male" yang mempertaruhkan
identitas wanita Thailand.
- Persepsi pimpinan perusahaan membatasi peluang kerja wanita Thailand.
- Kultur Thailand yang berorientasikan pada pria.
- Adanya sikap membeda-bedakan jenis kelamin dan penerimaan tradisi tanpa
pemikiran menjadi penyebab diskriminasi dalam perekrutan, seleksi, dan
promosi tenaga kerja.
Jadi, makna diskriminasi gender berbeda-beda menurut zaman dan
tempat. Dengan kata lain, diskriminasi gender merupakan konstruksi sosial yang
berkaitan erat dengan nilai-nilai budaya dan tatanan masyarakat yang ada
sehingga perspektif gender sangat relatif dan bersifat multi dimensi. Walaupun
demikian, diharapkan semua pihak dapat berpartisipasi dalam meminimalkan
segala bentuk diskriminasi dan menghapusnya suatu saat agar tercipta kondisi
dunia kerja yang sehat pada khususnya dan kondisi masyarakat dunia yang sehat
pada umumnya.