Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelKontraktor pada saat melakukan penawaran untuk suatu proyek menemui
suatu kondisi dimana kontraktor harus memberikan mark-up penawaran yang
cukup rendah untuk bisa memenangkan proyek tersebut, dan sekaligus cukup
tinggi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Ada banyak faktor yang harus
dipertimbangkan oleh kontraktor untuk tujuan ini, dan pertimbangan antara
kontraktor satu dengan yang lain bisa berbeda terhadap faktor-faktor tersebut.
Tujuan dari penelitian, pertama adalah mengidentifikasi peringkat faktor-faktor
yang mempengaruhi mark-up pada kontraktor omset menengah dan besar pada
kondisi sebelum krisis moneter 1997 dan tahun 2004. Kedua, mencari faktor-faktor
yang membedakan antara kedua klaksifikasi kontraktor menggunakan
analisis diskriminan. Selain itu, penelitian ini akan menerapkan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) dengan menghitung faktor-faktor tersebut untuk
menetapkan mark-up penawaran.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada
peringkat faktor-faktor antara sebelum krisis moneter 1997 dan tahun 2004 antara
kontraktor omset menengah dan besar. Hasil analisis diskriminan menunjukan
bahwa faktor-faktor yang membedakan antara kontraktor omset menengah dan
besar dalam pengajuan mark-up pada saat sebelum krisis moneter 1997 adalah
Cash flow yang dibutuhkan proyek, Besarnya premi asuransi, Rate of return,
Ketidak pastian dalam estimasi biaya. Sedangkan pada tahun 2004, faktor-faktor
yang membedakan adalah kredibilitas Konsultan/CM, Ttipe kontrak (lumpsum,
cost+fee,dll), Rate of return.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada studi kasus pertama,
kontraktor I mengajukan mark-up sebesar 9,96%. Sedangkan pada studi kasus
kedua , mark-up yang diajukan oleh kontraktor II adalah 14,61%. Penelitian ini
membahas dan melakukan analisis sensitivitas terhadap hasil perhitungan ini.