Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDi dalam dunia usaha atau bisnis tidak terlepas dari adanya resiko. Dalam
menjalankan usahanya perusahaan selalu berkaitan dengan perubahan nilai asset
maupun liabilitynya. Perubahan nilai dari apa yang diharapkan dengan
kenyataannya mengandung suatu resiko. Ada bermacam-macam resiko yang
dihadapi oleh perusahaan, diantaranya resiko nilai tukar, resiko kredit, resiko
tingkat bunga, resiko teknologi, resiko indeks dan sebagainya. Tetapi yang
menjadi perhatian utama para manager sekarang ini terutama pada resiko nilai
tukar dan resiko tingkat bunga.
Pada tahun-tahun terakhir ini negara Indonesia sedang menghadapi krisis
moneter, dimana perusahaan-perusahaan menghadapi banyak resiko terutama
resiko nilai tukar bagi perusahaan yang melakukan transaksinya dalam mata uang
asing, resiko kredit dan resiko tingkat bunga. Salah satu perusahaan yang tidak
terlepas dari resiko-resiko ini adalah Perusahaan Jasa keuangan (PJK) dan
perbankan.
Perusahaan harus memperhatikan resiko-resiko ini, oleh karena itu
diperlukan adanya suatu manajemen resiko. Perusahaan Jasa Keuangan (PJK) dan
perbankan harus memberi perhatian terhadap resiko-resiko yang dihadapi, karena
jika tidak dimanajemen dengan baik maka dapat menyebabkan kerugian yang
besar bagi perusahaan bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan dan likuidasi.
Sebagai contohnya 1-2 tahun yang lalu banyak perusahaan yang mengalami
kebangkrutan akibat naiknya nilai hutang yang harus dibayar dalam mata uang
asing (USD), banyak Perusahaan Jasa Keuangan (PJK) dan bank-bank yang
bangkrut dan dilikuidasi oleh pemerintah karena adanya resiko kredit dan tingkat
bunga.
Cara untuk mengeliminir dan meminimumkan resiko adalah dengan
melakukan hedging (tangkal resiko). Banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh
perusahaan yang melakukan hedging seperti pengurangan pajak yang diharapkan,
pengurangan biaya financial distress dan pengurangan biaya agensi. Ada banyak
macam sarana pula yang dapat dipergunakan untuk hedging salah satunya dengan
menggunakan derivative securities seperti forwards, futures dan swaps. Masing-masing
memiliki karakteristik tersendiri. Perusahaan dapat melakukan hedging
untuk resiko nilai tukar maupun resiko tingkat bunga dengan menggunakan
derivative securities ini.
Penggunaan derivative securities mulai populer sekitar tahun 90-an.
Sebenarnya selain dipergunakan untuk hedging, derivative securities juga bisa
dipergunakan untuk tujuan spekulasi. Timbul banyak pro dan kontra mengenai
penggunaan derivative securities ini. Perusahaan harus memikirkan apa yang
menjadi motif utama dalam penggunaan derivative securities tersebut, memahami
dengan benar tentang penggunaan derivative securities agar tidak menimbulkan
persoalan di kemudian hari.
Perusahaan yang melakukan aktivitasnya tidak hanya terbatas dalam
negeri sendiri menghadapi resiko nilai tukar. Untuk mengeliminir resiko nilai
tukar ini, perusahaan yang memiliki hutang dalam mata uang asing atau
perusahaan yang melakukan impor dapat membeli suatu kontrak sekuritas
derivatif untuk menghindari resiko karena naiknya nilai mata uang asing,
sedangkan perusahaan yang memiliki piutang dalam mata uang asing atau
i perusahaan ekspor maka dapat menjual suatu kontrak sekuritas derivatif untuk
menghindari resiko jatuhnya nilai mata uang yang akan diterimanya.
Resiko tingkat bunga yang dihadapi oleh PJK ataupun bank dapat diukur
dengan menggunakan maturity model dan duration model. Untuk mengeliminir
resiko tingkat bunga yang dihadapi oleh PJK ataupun bank ini, dapat dilakukan
dengan membeli/menjual suatu kontrak sekuritas derivatif pula.
Dalam summary ini, akan membahas mengenai manfaat dan analisa
aktivitas hedging perusahaan baik terhadap resiko nilai tukar maupun resiko
tingkat bunga dengan menggunakan derivative securities yaitu forwards, futures
dan swaps.