Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPenelitian pengembangan proses produksi biodiesel (B-100) dari minyak biji karet atau rubber seed oil (RSO) yang diproduksi secara non-katalis superheated metanol di dalam sebuah bubble column reactor (BCR) tekanan atmosfir telah dilaporkan. Spesifikasi B-100 tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar dalam penelitian ini yaitu: densitas 882 g/ml; viskositas kinematik 5,19 cSt; calculated cetane index (CCI) 47,5; titik tuang ?6oC; flash point 200 oC; residu karbon mikro dalam sampel asli 0,126% massa dan dalam 10% ampas distilasi 2,87% massa; sedimen 0,01% volume; temperatur distilasi 347oC; kandungan sulfur 0,72 ppm; angka asam 0,01 mgKOH/g; serta nilai kalor rendah 9184,43 kkal/kg. Biodiesel dicampur dengan solar (B-0) pada tingkat perbandingan tertentu sehingga diperoleh B-5, B-10, B-15, dan B-20 (B-5 adalah campuran antara biodiesel 5% serta solar 95%, dst) dipergunakan sebagai bahan bakar pada mesin diesel stasioner. Kinerja mesin diesel dan emisi gas buang dibandingkan dengan mesin yang memakai solar (B-0). Mesin dioperasikan pada putaran konstan 1350, 1750, 2150, 2550, dan 2950 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan bakar B-10 menghasilkan kinerja mesin terbaik pada putaran 2550 rpm. Pada putaran ini diperoleh daya maksimum sebesar 36,95 PS, konsumsi bahan bakar spesifik terendah sebesar 0,256 kg/(PS.jam), efisiensi termal 58,44%, kandungan CO terkecil sebesar 0,4%, dan opasitas gas buang 58,6% HSU memenuhi Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2006, dan tidak perlu memodifikasi mesin. Jika dibandingkan dengan solar murni (B-0), B-10 lebih baik dari pada B-0 karena pada kondisi optimum menghasilkan kenaikan daya sebesar 1,8%, konsumsi bahan bakar spesifik sama 0,256 kg/(PS.jam), efesiensi termal naik 2,4%, kadar CO gas buang turun 80%, serta CO2 turun 55%.