Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelSedimentasi yang terjadi di waduk sebagai akibat dibangunnya
dam pada suatu aliran sungai tidak dapat dihindarkan. Sedimentasi ini mengakibatkan kapasitas/daya tampung
berkurang sehingga fungsi waduk tidak lagi seperti yang
diharapkan.
Pada suatu waduk yang juga digunakan untuk PLTA (misalnya Waduk Karangkates), jika tinggi sedimen telah mencapai
peil intake pipa pesat, maka pembangkitan tenaga listrik
akan terhenti. Demikian pula jika tinggi sedimen telah
mencapai peil terowongan bawah tanah yang menghubungkan
Waduk Lahor dengan Waduk Karangkates, maka aliran air dari
Waduk Lahor ke Waduk Karangkates akan terhenti.
Dalam menentukan waktu yang dibutuhkan sedimen untuk
mencapai peil pipa pesat dan peil terowongan ini digunakan
metode:
1. Metode Trap Efficiency.
Metode ini mempergunakan grafik hubungan antara trap
efficiency dengan perbandingan kapasitas-inflow.
Dari grafik ini dapat dihitung besarnya sedimen yang
tertahan dengan memperkirakan jumlah sedimen yang masuk
2 sebesar 1,2 mm/km/thn.
2. Metode Penquranqan Luas.
Metode ini merupakan perumusan dari Lara di mana dipergunakan dua buah grafik, yaitu grafik hubungan antara luas
relatif vs kedalaman relatif dan grafik hubungan antara
kedalaman relatif vs fungsi kedalaman.
Dengan metode ini didapat juga luas dan volume yang
tersisa pada suatu waktu tertentu.
3. Metode Penqurangan Kapasitas.
Metode ini mempergunakan grafik hubungan antara trap
efficiency dengan perbandinqan kapasitas maksimum dengan
luas daerah pematusannya.
Sedang banyaknya sedimen yang mengendap dapat dinyatakan
dengan persamaan: CL = (E.QS )/C
dimana: CL = jumlah sedimen yang mengendap per tahun
atau kehilangan kapasitas dalam persen/tahun.
E = trap efficiency atau sedimen yang tertahan.
Qs = jumlah sedimen yang masuk ke waduk.
C = kapasitas maksimum waduk.
4. Metode Pertambahan Luas.
Metode ini dirumuskan oleh Borland-Miller dengan suatu
persamaan matematika yang menyatakan bahwa volume sedimen
yang masuk terdiri atas bagian yang terdistribusi
merata setinggi H - ho ditambah bagian di bawah zero
elevation.
Rumus ini dipakai oleh Prof. Sumadyo untuk menentukan
banyaknya sedimen yang mengendap jika sedimen yang keluar
bersama air dihitung sebesar Ao x drawdown (selisih
elevasi HWL dengan L W L ).
Dari keempat metode di atas disimpulkan cara ke 2 paling
tepat, karena cara ini:
1. Memperhatikan bentuk dari waduk.
2. Perhitungan lebih teliti, dapat memperkirakan sedimen
yang terdistribusi untuk setiap tahunnya.
3. Dapat menentukan luas dan volume yang baru akibat distribusi
sedimen setiap saat.