Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelSelama ini beberapa teori/metode telah dikembangkan
untuk menghitung kekuatan torsi dari balok beton dengan
tulangan memanjang dan sengkang.
Secara garis besar ada dua metode untuk menghitung
kekuatan torsi : - Skew bending method.
- Truss analogy method yang pertama kali
dikemukakan oleh Rausch pada tahun
1929.
Secara umum gambaran mengenai truss analogy untuk
balok yang menerima torsi adalah sebagai berikut :
(asumsi-asumsi)
- Anggapan tampang mempunyai bentuk berlubang.
- Setelah terjadi retak beton akan retak-retak
seperti suatu spiral dengan sudut kemiringan
tertentu terhadap sumbu balok. Beton yang retak
seperti spiral ini diasumsikan berhubungan dengan
tulangan memanjang dan sengkang membentuk suatu
ikatan ruang (space truss). Dengan cara ini ikatan
ruang terbentuk dengan sudut kemiringan tertentu
untuk beton penunjang (concrete strut) yang menerima tegangan tekan dan tulangan mem anjang
serta sengkang yang menerima tegangan tarik.
Selama 50 tahun perkembangannya ada tiga pendekatan
telah dilakukan untuk memodifikasi persamaan dari Rausch
ini yang mana persamaannya overestimates terhadap
kekuatan torsi yang sesungguhnya dari balok, adapun 3
pendekatan tersebut :
- Penambahan faktor efisiensi untuk penulangan yang
dipakai oleh ACI code.
- Perubahan definisi untuk pusat aliran gaya geser
yang dipakai oleh CEB-FIP code.
- Pengabaian selimut beton yang diusulkan oleh
Mitchell dan Collins.
Thomas T.C. Hsu dan Y.L. Mo mengatakan tidak
konservatifnya persamaan Rausch disebabkan Softening of
Concrete yang disebabkan oleh Diagonal Cracking.
Dengan menggunakan stress - strain relationship yang
baru untuk softened concrete dan tanpa membutuhkan
perubahan yang berupa pendekatan seperti di atas, Hsu dan
Mo mengemukakan sebuah teori baru yang tidak hanya dapat
memperkirakan kekuatan torsi tetapi juga Angle of twist,
Steel strain yang didasarkan pada perkiraan sifat
terhadap torsi 108 test beam untuk balok beton biasa dan
50 test beam untuk balok beton pratekan yang umum
terdapat dalam literatur, dimana persamaan yang
dikemukakan Hsu dan Mo berdasarkan 3 kondisi sebagai berikut :
- Equilibrium
- Compatibility
- A new Stress - strain relationship untuk
Softened Concrete
Dalam hal ini analisa torsi dengan metode truss
analogy dilakukan terhadap balok beton dengan penampang
persegi yang dibebani torsi murni.