Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPenggunaan pondasi tiang untuk stabilisasi tanah seperti
halnya Embankment Piles, sudah sangat luas digunakan di
beberapa negara, termasuk Indonesia.
Fungsi utama dari tiang-tiang ini adalah memindahkan beban
ke lapisan tanah yang mutunya lebih baik, sehingga akan
meningkatkan stabilitas dan daya dukung, serta mengurangi
penurunan yang akan terjadi.
Yang menjadi persoalan adalah berapa jarak tiang dan
tebal timbunan harus direncanakan supaya sebagian besar
beban yang diberikan dapat dipindahkan oleh tiang ke lapisan
tanah yang lebih baik di bawahnya melalui aksi busur yang
mungkin terjadi di dalam material urugan tersebut.
Dalam skripsi ini dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan besarnya jarak ideal antar tiang yang
dapat memberikan dukungan optimum terhadap beban timbunan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pondasi tiang
dengan cap berbentuk trapesium, dengan memberi variasi jarak
antar tiang: 10, 13, 16 dan 20 cm.
Penggunaan cap berbentuk trapesium ini di maksudkan untuk
menghemat ketebalan urugan yang diperlukan supaya busur
tersebut terbentuk. Dengan cap seperti ini diharapkan
ketinggian busur yang terjadi menjadi lebih kecil, sehingga
tebal urugannya tidak perlu setebal sebelumnya. Dengan
berkurangnya tebal urugan ini maka beban yang dapat dipikul
menjadi lebih besar. Sebagai tanah urugnya digunakan sirtu dan campuran sirtu +
2,5 % PC.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa:
Penggunaan pondasi tiang akan mengurangi beban yang
diterima oleh tanah liat, di mana sebagian beban dipikul oleh
pondasi tiang untuk disalurkan ke lapisan tanah yang lebih
baik. Dengan demikian meningkatkan stabilitas dan daya
dukung serta mengurangi penurunan yang terjadi
Nilai efficacy tiang meningkat dengan makin besarnya
persentase lebar cap terhadap jarak antar cap (a/1), atau
semakin dekat jarak tiang, dan terjadi pengurangan nilai
efficacy tiang yang cukup besar untuk jarak tiang > 16 cm
atau bila persentase lebar cap terhadap jarak antar cap <
0,35
Nilai efficacy tiang dan besarnya penurunan di tanah
liat pada sampel dengan tanah urug sirtu biasa lebih besar
bila dibandingkan pada sampel dengan tanah urug sirtu + 2,5%
semen. Hal ini kemungkinan disebabkan karena lapisan sirtu
biasa ikut terdesak dan mengalami penurunan yang
mengakibatkan terjadinya Negatif Skin Friction, sehingga
penurunan di tanah liat dan beban yang diterima tiang
menjadi lebih besar.