Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPersoalan yang sering dihadapi pada pondasi dangkal yang didirikan di atas tanah lunak adalah
daya dukung yang kecil dan penurunan yang besar.
Untuk mengatasi persoalan ini tanah urug digunakan untuk melapisi bagian atas tanah lunak
sebagai alas dari pondasi dangkal tersebut. Tujuan dari tanah urug ini adalah untuk memperkecil beban
yang diterima oleh lapisan tanah lunak. Makin tebal tanah urug tersebut, maka makin kecil tekanan
yang diterima oleh lapisan tanah lunak di bawahnya.
Dengan menggunakan suatu pondasi dangkal dengan bentuk trapesium terbalik yang diletakkan pada
lapisan tanah urug diharapkan dapat menguranqi intensitas beban yang diterima lapisan tanah lunak di
bawahnya. Selain itu karena adanya kemiringan dari tepi pondasi akan terjadi perlahanan tanah pasif
yang dapat meningkatkan daya dukung pondasi.
Di sini fungsi tanah urug tidak hanya sebagai penyalur beban ke lapisan tanah lunak saja,
Melainkan juga dipakai untuk menahan tekanan ke samping dari pondasi tersebut. Oleh karena itu dengan
menstabilisasi tanah urug tersebut dengan semen akan dapat meningkatkan daya dukungnya.
Penelitian dilakukan di laboratorium dengan membebani suatu model pondasi yang diletakkan pada
dua macam jenis tanah urug, yaitu tanah urug biasa dan tanah urug yang distabilisasi dengan semen.
Tebal masing-masing tanah urug ini adalah 5 cm yang diletakkan menyelimuti lapisan tanah lunak di
bawahnya yang keseluruhannya diletakkan dalam suatu container tembus pandang. Test pembebanan model
pondasi dilakukan pada unsur 0 hari pada model yang diletakkan pada tanah urug biasa dan pada umur
curing 7, 14 dan 28 hari untuk model yang diletakkan pada tanah urug yang distabilisasi dengan semen.
kemiringan dari tepi pondasi dibuat dengan sudut yang bervariasi yaitu dengan sudut 90°, 75° dan 45°.
Hasil test pembebanan menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan daya dukung yang menyolok
di antara ketiga model pondasi yang diletakkan di atas tanah urug biasa. Perbedaan kemampuan daya
dukung ini tampak nyata pada model yang diletakkan pada tanah urug yang distabilisasi dengan semen.
Pada tanah urug yang distabilisasi dengan semen model pondasi dengan kemiringan tepi sebesar 45° dan
75° mempunyai daya dukung yang lebih besar dibandingkan model pondasi dengan kemiringan tepi sebesar
90°.
Dari hasil test ini dapat disimpulkan bahwa akan terjadi peningkatan daya dukung yang cukup
besar pada pondasi dangkal yang diberi kemiringan tepi dibandingkan pondasi dangkal biasa apabila
pondasi-pondasi tersebut diletakkan pada tanah urug yang distabilisasi dengan semen.