Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDalam perdagangan saham di pasar modal selalu terdapat adanya resiko
saham. Resiko saham tersebut dibagi menjadi dua, yaitu resiko tidak sistematis
dan resiko sistematis. Untuk memprediksikan risiko investasi dalam saham bisa
dilakukan dengan menghitung beta (?) saham. Beta merupakan ukuran resiko
sistematik relatif individual saham terhadap resiko pasar. Beta berguna untuk
menentukan resiko investasi saham, sehingga banyak digunakan untuk penelitian
empiris dalam bidang keuangan. Kenyataannya pada pasar saham, banyak saham
yang berada pada perdagangan tidak sinkron, untuk itu nilai beta yang dihasilkan
berdasarkan hasil kalkulasi juga mutlak untuk dikaji ulang agar beta tersebut bisa
digunakan sebagai dasar untuk memprediksikan tingkat resiko dari saham
bersangkutan Untuk itu, diperlukan koreksi atas bias pada beta yang dihasilkan
untuk saham yang masuk dalam perdagangan tidak sinkron.
Hasil kesimpulan berdasarkan pada hasil pembahasan mengenai koreksi
beta pada perdagangan tidak sinkron dapat dipahami bahwa dari 328 saham yang
dianalisis pada periode tahun 2002 sampai tahun 2003, sebanyak 148 saham
termasuk dalam perdagangan saham tidak sinkron. Penyebab terjadinya
perdagangan tidak sinkron di Bursa Efek Jakarta tersebut disebabkan bukan
karena perdagangan paruh waktu tetapi karena saham bersangkutan memang tiak
terjadi transaksi, bahkan terdapat beberapa saham yang selama dua tahun tidak
diperdagangkan diantaranya saham Adindo Foresta (ADFO), Asuransi Jasa Tania
Tbk (ASJT), Centex Saham seri B (CNTB), Texmaco Jaya Tbk (TEJA),
Keramika Indonesia (KIAS), Mas Murni Tbk (MAMIP), Tunas Ridean Tbk
(TURI), Pool Asuransi (POOL), Hanson Saham Seri B (MYRXP), dan Bristol-
Myers (SQBB).
Berdasarkan nilai beta yang diperoleh, maka beta pada perdagangan
tidak sinkron tersebut dilakukan koreksi dengan menggunakan tiga metode yaitu
metode Scholes & Williams, metode Dimson, dan metode Fowler & Rorke,
diperoleh hasil rata-rata yang menunjukkan metode Fowler & Rorke adalah
metode yang terbaik untuk digunakan analisis perdagangan tidak sinkron. Hal ini
karena metode Fowler & Rorke menghasilkan nilai beta yang paling mendekati
angka satu (1) dibandingkan dengan dua metode lainnya.