Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelSalah satu sektor yang sangat berperan dalam perekonomian nasional adalah
sektor perbankan. Namun dalam pengelolaan sektor perbankan, pemerintah tidak
berperan sendiri, tetapi pemerintah dibantu oleh pihak-pihak swasta nasional.
Perjalanan perbankan nasional sampai pada tahap yang memprihatinkan di mana
masalah kredit macet yang tadinya diharapkan akan segera dapat diatasi tetapi
kenyataannya tidak dapat ditanggulangi dengan tuntas. Sebagai akibatnya semakin
banyak timbulnya masalah-masalah baru yaitu munculnya bank-bank sakit atau
bermasalah. Munculnya bank-bank sakit dari tahun ketahun selalu bertambah.
Dari kejadian-kejadian tersebut di atas masyarakat, nasabah dan investor semakin
perlu imtuk mengenali bank-bank yang dipilihnya. Selain itu kondisi dan
kesehatan bank tentunya sangat diperlukan bagi investor, hal ini khususnya bagi
bank-bank yang sudah masuk ke lantai Bursa.
Dari beberapa bank yang terdaftar di PT Bursa Efek Surabaya, penulis
mempergunakan 3 bank yaitu PT Bank Bali, PT Bank Niaga dan PT Lippo Bank
sebagai bahan penelitian. Dengan assets yang jumlahnya hampir sama diantara
ketiga bank tersebut, penulis mencoba memberi alternatif bagi para masyarakat,
nasabah dan investor dalam memilih di antara bank mana yang sehat guna
penanaman modal dan aman sebagai tempat penyimpanan uang.
Oleh karena itu perlu adanya analisa laporan keuangan Perbankan dalam
mendiagnose kesehatan bank. Analisa laporan keuangan Perbankan yang umum
digunakan adalah analisa rasio keuangan Perbankan. Rasio-rasio keuangan
Perbankan yang dipakai antara lain: rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio resiko
usaha, rasio permodalan dan rasio efisiensi usaha.
Dari segi nasabah dan masyarakat dapat dilihat pada hasil analisa likuiditas
yaitu quick ratio, bank Lippo menunjukkan paling likuid dibandingkan bank Bali
dan bank Niaga. Untuk hasil analisa rasio rentabilitas, pada tahun 1997
kemampulabaan ketiga bank mengalami penurunan. Untuk hasil analisa rasio
resiko usaha, ketiga bank dari tahun ketahun menunjukkan tingkat resiko yang
cukup tinggi. Untuk hasil analisa rasio permodalan, pada tahun 1997 ketiga bank
mengalami penurunan.
Dari segi investasi dapat dilihat pada hasil analisa efisiensi usaha yaitu
leverage multiplier, bank Niaga merupakan yang paling efisien. Dari segi nasabah dan masyarakat, assets utilization bank Lippo merupakan yang paling efisien.