Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelKetika banyak negara maju dan negara tetangga mulai tergerak menggagas serta mengaplikasikan bangunan hijau, bangunan ramah lingkungan, sampai bangunan zero energy, Indonesia tampaknya masih berkutat pada bangunan-bangunan yang secara konvensional hanya mengonsumsi energi. Sebutan Zero Energy Building (ZEB) ditujukan pada bangunan yang mampu memproduksi sendiri energi bebas emisi untuk keperluan bangunan itu, termasuk mampu memangkas kebutuhan energinya sampai titik terendah. Sementara itu pemerintah Singapura meresmikan ZEB yang mereka klaim sebagai yang pertama di negara itu dan yang pertama di Asia Tenggara sebagai retrofitted building. Dengan dukungan dana dan kerjasama dengan National University of Singapore, biaya renovasi yang mencapai Rp 7 Triliun diharapkan mampu mewujudkan cita-cita tersebut. Keberadaan ZEB@BCAA pada zona tropis semestinya menambah wawasan kita bahwa begitu banyak cara dapat dilakukan untuk menekan kebutuhan energi. Bila sekiranya ZEB belum bisa diterapkan karena sulitnya penyediaan energi hijau secara mandiri, sebagai langkah awal, penerapan rancangan aktif dan pasif pada pengudaraan dan pencahayaan untuk penghematan energi dapat dipilih. Demikian ulasan dari Christina E. Mediastika, Dosen Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta