Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPada norma masyarakat di Indonesia mengenai hak-hak yang didapat oleh
kaum adam dan hawa, sebagian besar akan berpihak pada posisi laki-laki dan
semakin merugikan peran serta posisi dari perempuan. Setelah banyaknya
penindasan dan stereotip terhadap kaum feminim, maka lahirlah stereotipe baru.
Hal tersebut ditandai dengan munculnya pergerakan feminisme di seluruh dunia.
Adapun pergerakan ini ditandai dengan kampanye yang didalamnya termasuk
film. Meskipun masyarakat sekarang yang majemuk, tetapi terdapat film yang
masih mengangkat kisah penindasan tradisional kaum feminim. Salah satunya
melalui kisah pahlawan nasional Indonesia yaitu Kartini. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis penerimaan penonton
perempuan terhadap stereotip gender feminim pada film Kartini. Selain itu,
metode penelitian yang digunakan adalah reception analysis dengan
menggunakan paradigma encoding-decoding. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, maka hasil penelitian yang diperoleh adah Mellisa dan Kustivah berada
pada penerimaan dominant, sedangkan Barbalina memiliki penerimaan
negotiated. Adapun penerimaan mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni
Feel of experience, frame of reference, komunikasi sosial, significant others, serta
konteks yang dimiliki setiap informan seperti budaya, pekerjaan, dan pendidikan.