Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPerkembangan luar biasa dalam bidang komputer grafis memberikan
kemudahan dan kebebasan tanpa batas dalam penciptaan multimedia.
Kenyataannya dalam proses tersebut desainer cenderung terfokus pada penciptaan
media yang semenarik mungkin dengan mengabaikan keterbatasan memori kerja
manusia untuk menerima informasi, padahal penambahan elemen-elemen
seduktif, terutama pada materi ilmiah, memiliki konsekuensi kognitif.
Penelitian ini menghubungkan kajian Desain Komunikasi Visual dan teori
kognisi untuk membuktikan bahwa kemenarikan bukanlah satu-satunya penentu
keefektifan suatu media instruksional. Dalam penelitian eksperimental pada
subjek mahasiswa fakultas Seni dan Desain serta jurusan Sastra Inggris, materi
animasi dengan perlakuan tertentu (standar, standar+visual seduktif,
standar+verbal redundan) disajikan untuk mengetahui apakah kemenarikan secara
visual maupun verbal lebih efektif untuk kelompok subjek dengan literasi visual
dominan dan literasi visual dominan.
Dari analisis terhadap jawaban responden sebelum dan sesudah penyajian
animasi didapatkan bahwa subjek dengan literasi visual dominan mencerap
informasi paling baik dengan tampilan animasi standar. Sedangkan pada subjek
dengan literasi verbal dominan yang tidak terbiasa dengan tampilan visual,
penerimaan informasi animasi terbantu oleh pengulangan teks/label.
Hasil tersebut memberikan gambaran awal bahwa kemenarikan visualisasi
belum tentu efektif, apalagi bila elemen verbal dan visual tampil
bertumpangtindih. Karakteristik dan keterbatasan kognisi sebaiknya mulai
menjadi pertimbangan dalam pendesainan multimedia.