Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelYayasan Kesejahteraan Anak Indonesia melakukan beberapa survei pada
tahun 2002. Secara umum, pola menonton anak masih sangat kurang
menguntungkan. Diketahui bahwa jumlah jam menonton televisi pada anak adalah
sekitar 30-35 jam seminggu dengan pilihan acara yang kebanyakan bukan acara
yang ditujukan untuk kelompok usia mereka. Hanya sekitar 15 persen orangtua
yang mengaku mendampingi anaknya menonton, namun masih dipertanyakan
kualitas pendampingannya.
Mereka menonton apa saja yang ada di layar televisi, tidak peduli apakah
acara tersebut ditujukan untuk kelompok usia mereka atau untuk orang dewasa.
Oleh karenanya tidak terelakkan kalau kemudian muncul berbagai pengaruh
negatif menonton televisi seperti malas belajar, sering menirukan kata-kata atau
perbuatan kurang baik yang ada di televisi, munculnya pertanyaan yang `aneh-aneh?
yang berkaitan dengan dunia orang dewasa, munculnya perilaku konsumtif,
dan sebagainya.
YKAI mempunyai motto "Kritis TV". `Kritis? berarti tidak begitu saja
menerima apa yang ada, namun merupakan sikap yang secara aktif selalu
melakukan penilaian dari berbagai segi. Sikap tersebut akan tumbuh dalam diri
anak jika ada peran keluarga, khususnya orang tua. Menonton televisi dengan
kritis dan benar mutlak diperlukan, sebab banyak orang belum menyadari bahwa
segala sesuatu yang ditampilkan di televisi sudah dipersiapkan dengan matang
agar penonton mempunyai persepsi tertentu sesuai yang dikehendaki. Di sisi lain
bila masyarakat dan anak-anak dapat mengambil manfaat dari siaran televisi dan
menekan pengaruh negatifnya, maka televisi akan menjadi media belajar yang
sangat hebat.