Please take a moment to complete this survey below

Library's collection Library's IT development Cancel

Dialog peradaban untuk toleransi dan perdamaian

Author
  • Wahid, KH Abdurrahman
Additional Author(s)
  • Ikeda, Daisaku
Publisher
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama , 2010
Language
Indonesian
ISBN
9789792264326
Series
Subject(s)
  • CIVILIZATION, MODERN-21ST CENTURY
  • RELIGIOUS TOLERANCE-ISLAM
  • RELIGIOUS TOLERANCE
  • GLOBALIZATION
  • INDONESIA-POLITICS AND GOVERMENT
  • DIALOGUE-RELIGIOUS ASPECTS
Notes
. Bibliography: p. 305-310. Index: p. 299-304
Abstract
Kebudayaan adalah jalan utama untuk menuju peradaban-peradaban yang akan membuat manusia mencintai kehidupan dan menjaga perdamaian. Peradaban merupakan fungsi penting kekhalifahan manusia yang bisa kita pelajari dari sejarah. Kemajuan sebuah peradaban tidak bisa dilakukan hanya dengan berdiam diri. Peradaban sebuah bangsa merupakan hasil dialog dengan peradaban disekitarnya. Karena itu, keterbukaan menjadi kata kunci penting. Tidak ada sebuah bangsa yang memiliki peradaban tinggi tanpa keterbukaan cara berpikir. Demikian juga tidak ada dialog tanpa keterbukaan berpikir. Karena itu, dialog dan keterbukaan merupakan jalan yang harus membangun peradaban dan karakter sebuah bangsa. Dalam sejarah Islam abad pertengahan misalnya, ketika Islam mencapai puncak kejayaan peradaban yang biasa disebut golden age, itu merupakan hasil dialog yang sangat intensif dengan peradaban Yunani. Ketika itu para ilmuan islam tidak malu belajar dari sebuah masa yang rentangnya sangat jauh, bahkan dari komunitas yang keyakinan teologisnya berbeda. Demikian juga dengan peradaban Barat yang kini merajai dunia, itu merupakan hasil dialog dari berbagai unsur peradaban lain termasuk peradaban Islam. Islam dan Buddha adalah dua agama besar dunia. Islam berasal dari kawasan Barat Dunia, sehingga disebut para ahli kajian agama sebagai Western Religion. Sementara itu, Buddha sering mereka sebut sebagai salah satu Eastern Religion, agama yang tumbuh kembang di Dunia Timur. Terlepas dari asal muasalnya tersebut, kedua agama menyebar keberbagai wilayah dunia. Kedua agama ini tentu saja memiliki ajaran-ajaran yang berbeda. Tetapi dibalik perbedaan-perbedaan itu, jelas pula kedua agama bertujuan agar para penganutnya dan bahkan umat manusia pada umumnya dapat hidup sejahtera baik lahir maupun batin. Dialog yang dilakukan oleh kedua tokoh ini bisa menjadi inspirasi banyak kalangan, terutama generasi muda, bagaimana seharusnya membangun dialog yang sehat. Diceritakan sebuah dialog antara Pemuka agama Gus Dur dan Daisaku Ikeda yang diadakan dalam beberapa sesi yang telah ditata dengan rapi dan diklasifikasikan dalam bab-bab penting yang menarik untuk dibaca. Kedua tokoh tersebut menyerukan ajaran-ajaran luhur tentang perdamaian, toleransi dan hak asasi manusia, masalah yang saat ini semakin penting kita perjuangkan. Dalam suasana kehidupan bermasyarakat yang plural dan berbhineka tunggal ika, rasanya kehadiran buku ini akan menambahkan khasanah untuk bisa dijadikan rujukan penting, sehingga dapat memperkecil adanya gesekan-gesekan di masyarakat, yang belakangan disinyalir makin meningkat frekuensinya.
Physical Dimension
Number of Page(s)
xxvii, 310 p.
Dimension
21 cm.
Other Desc.
ill.
Summary / Review / Table of Content
No summary / review / table of content available!
Exemplar(s)
# Accession No. Call Number Location Status
1.00198/17320.9598 Wah DLibrary - 7th FloorAvailable

Similar Collection

by author or subject