Selama ini, minoritas Tionghoa di Indonesia lebih sering diidentifikasikan sebagai sebuah kelompok etnis yang berkecimpung semata-mata dalam bidang ekonomi. Aktivitas mereka dalam bidang lain, terutama kebudayaan, sering diabaikan. Padahal, dalam kesusastraan misalnya, kaum peranakan Tionghoa pernah menghasilkan karya-karya sastra yang dari segi jumlah lebih besar dari yang pernah diproduksi oleh pribumi dan dari segi mutu boleh dibilang tak kalah tingginya.
Leo Suryadinata, yang kini menjadi Senior Lecturer di Jurusan Politik Universitas Nasional Singapura, secara menarik membahas perkembangan kebudayaan minoritas Tionghoa di Indonesia itu dalam buku ini. Dengan pendekatan historis dan tematis, ia mengulas pelbagai segi kebudayaan minoritas Tionghoa: pendidikan, keagamaan, pers, dan kesusastraan. Menurut Doktor lulusan American University itu, kebudayaan minoritas Tionghoa di Indonesia – seperti juga semua kelompok etnis di Indonesia – berkembang sejalan dengan berubahnya masyarakat Indonesia dan dunia luar. Dan nampak tengah dan terus membentuk identitasnya sendiri yang utuh, sebagai bagian integral dari pluralias budaya Indonesia.