Pada abad kedua puluh di Korea, Najin Han, putri seorang kaligrafer, merindukan hak untuk menentukan pilihan atas nasib sendiri. Sadar putrinya seorang yang cerdas dan keras kepala, sang ibu membebaskan dirinya untuk mencari jati diri, namun sang ayah sangat keras dan teguh memegang tradisi. Terlebih, ada ancaman dari Jepang yang sedang berusaha mengontrol pemerintahan Negeri Ginseng tersebut.
Namun, ketika ayah Najin Han berusaha menikahkan putrinya dengan laki-laki dari keluarga bangsawan, ibunya malah menentang dan menyuruh Najin Han melayani di istana raja sebagai pendamping bagi seorang putri muda.
Sayangnya, tak lama kemudian kaisar Korea mati terbunuh. Budaya monarki yang berabad-abad dipelihara pun akhirnya menemui ajal bersama pimpinan tertinggi di negeri itu. Dalam situasi yang serba tidak pasti, Najin Han memulai perjalanan hidupnya sendiri. Dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan -- dan menemukan cinta di tengah perjalanan yang panjang itu....