Bagiku ibu sosok yang basa saja, tak begitu istimewa. Kalau pun ibu mengerjakan apa pun demi aku anaknya, ya wajar saja. Bukankah itu kewajibannya sebagai seorang ibu?
Namun, kiranya Tuhan membunuh keangkuhanku selama ini sebagai seorang artis yang sedang 'naik daun' pada wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan sepenuh jiwa raganya itu.
Pagi itu...
Aku temukan guru di jalanan tanpa kusangka dan kuduga. Sosok pribadi sederhana yang begitu istimewa di mata sombongku. Seorang gadis kecil berusia 9 tahun yang cukup membuatku terpaku mati kata, oleh sebab kalimatnya sukses menamparku dengan keras.
"Aku ingin menadi ibu dari ibuku..."
Kata-kata dari bibir mungil Siti begitu kuat terngiang di kedua telingaku, membuat kepalaku berat dan terus-menerus memikirkannya.
Sorot sendu sayu matanya begitu menusuk dalam relung kalbuku, membuatku terus termangu. Siti, penuh ketabahan merawat sang ibu yang menderita gangguan jiwa. Mengais rejekiNya, dengan terus setia menjaga ibunya dengan segenap cara sederhananya.
Betapa selama ini aku sangat besar kepala dengan kedunguanku... membantah IBU...
Ya Tuhan... jika ada kata yang melebihi kata maaf, aku akan terus ucapkan untuk IBU...