Dekonstruksi Derrida adalah kritik terhadap logosentrisme, yaitu sistem pemikiran yang menghasratkan sesuatu yang tunggal, total, final, abadi. Sejak zaman Yunani klasik hingga modern, logosentrisme atau angan adanya Logos atau Kebenaran atau Tuhan (metafisika kehadiran) memang kukuh mendominasi pemikiran Barat. Sebab itu, wajar kritik terhadapnya menuai cerca.
Pembacaan yang dilakukan Derrida berusaha membongkar hegemoni tafsir yang menghasratkan ketunggalan, berupaya mengguncang pemaknaan dominan atas teks. Bagi Derrida, setiap teks mempunyai dunianya sendiri yang kaya. Pusat teks ada di mana-mana. Dunia teks yang demikian terlalu reduktif bila mesti dimaknai dengan satu atau beberapa makna dominan, yang pada gilirannya memandulkan lahirnya pemaknaan lain. Kekayaan teks, bagi Derrida, terletak pada kekayaannya mengandung kembaran makna dan kebergantian makna-makna tersebut dalam artian tidak ada maknanya yang final. Selamat di datang didunia baru; dunia yang terhindar dari mainstream tatanan lama.