Akan tetapi bagaimana jika jarum jam di berbagai arloji berputar dengan kecepatan yang berbeda-beda? Karena tidak tahu waktu yang tepat, mereka tidak bisa menepati waktu dan waktu janjian akan berantakan dan akan menjadi kacau semuanya. Oleh karena itu disamakanlah panjang satu detik dengan seragam di berbagai negara. Jadi satu jam di Korea, maka satu jam di belahan bumi lain seperti Brazil juga sama lamanya. Untuk mengetahui ukuran tersebut, kita harus ada ‘standar’ yang digunakan sebagai ukuran oleh semua orang pada umumnya. Standar yang harus ditetapkan bukan hanya soal waktu saja, melainkan juga panjang, volume, berat, suhu, intensitas cahaya, frekuensi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan standar dunia, ada alasan lain yang mendasari. Misalnya ada negara yang pandai memproduksi barang A bekerja sama dengan negara yang pandai memproduksi asesoris B untuk dipasang di barang A, maka saat menyatukan produk kedua negara tersebut, harus ada keseragaman jelas dalam hal besar, tekanan, maupun dimensi lain-lainnya, ‘kan? Nah, jika ditentukan standarnya, kerja sama antarnegara akan semakin erat. Peralatan-peralatan modern saat ini komponen-komponennya adalah hasil dari kerja sama banyak negara seperti itu.
Beberapa orang menganggap standar adalah ‘akar dari sains’. Hal ini karena standarisasi sangat mempengaruhi perkembangan sains yang pesat. Besarnya peranan sains sebagai akar standar yang kuat dalam suatu perkembangan, diharapkan melalui buku ini bisa meningkatkan setingkat lebih tinggi melalui pengetahuan yang tertuang di dalamnya.