Glonggong merupakan tokoh utama dalam novel ini. Glonggong tumbuh bersama anak-anak desa di tengah keriuhan permainan pelepah pepaya yang mereka sebut glonggong. Sekalipun masih keturunan ningrat dari Keraton Yogyakarta, ia lebih dekat dengan suka duka rakyat jelata dibandingkan kebiasaan hidup kaum bangsawan yang penuh intrik dan gelimang duniawi. Mungkin inilah yang menyebabkan ia memilih bergabung dalam barisan prajurit Pangeran Dipanegara, bukan dengan keraton yang memihak Belanda. Ia lebih suka masuk hutan keluar hutan di bawah ancaman bahaya dan bahu-membahu bersama orang-orang bernurani melawan keculasan Belanda dan keraton.
Ini adalah novel tentang prajurit yang berjuang. Diterbitkan oleh Penerbit Serambi Ilmu Semesta (Serambi Group) ~back cover