Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDalam manufakturing seringkali dilakukan pengendalian kualitas pada
karakteristik cacat yang berupa atribut. Salah satu peta kendali atribut yang sering
dipakai adalah peta kendali p.
Untuk proses produksi yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat
{short run) mengakibatkan subgrup yang diperoleh terbatas jumlahnya, sehingga
peta kendali yang terbentuk tak memungkinkan untuk dianalisa.
Untuk mengatasi masalah kurangnya data (jumlah subgrup), maka data
dikumpulkan dari beberapa production run yang berbeda untuk membuat sebuah
peta kendali. Standarisasi pada peta kendali itu perlu dilakukan, karena tiap-tiap
production run memiliki p dan batas kendali yang berbeda-beda.
Pada standarisasi diasumsikan distribusi adalah distribusi Normal, dan
memiliki batas kendali yang simetris. Karena data atribut memiliki distribusi
binomial yang tak simetris, maka proses standarisasi tak menghasilkan persentase
data yang keluar dari BKA maupun BKB mendekati a/2-nya.
Untuk itu perlu ditambahkan faktor koreksi pada rumus standarisasi
konvensional, sehingga distribusi dapat bergeser dan persentase yang keluar dari
batas kendali baik BKA maupun BKB mendekati a/2-nya.
Dalam Tugas Akhir ini dilakukan simulasi yang membuktikan bahwa
rumus yang memuat faktor koreksi memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan rumus konvensional pada kondisi atau batasan tertentu.
Selain itu juga dilakukan simulasi untuk mendapatkan faktor koreksi yang terbaik.
Untuk mengetahui apakah metode ini dapat diterapkan pada'keadaan
nyata, maka dilakukan aplikasi pada proses produksi di PT. Samudra Multi
Konverta.