Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPenelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pilihan para
ibu rumah tangga dalam pembelian produk di saat krisis, dan merupakan survey
terhadap 200 ibu rumah tangga di empat pusat belanja kota Surabaya. Keempat
pusat belanja tersebut antara lain meliputi Mai Galaxy, Plasa Tunjungan, Plasa
Surabaya, dan Pasar Atum. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah
judgemental sampling. Sedangkan teknik analisa datanya adalah berupa Analisa
Deskriptif dan Analisa Dependensi dengan Statistik Uji Chi-Square.
Pemilihan ibu rumah tangga sebagai responden atau obyek dalam penelitian
ini adalah karena pertimbangan bahwa ibu rumah tangga dapat dikatakan sebagai
salah satu kelompok masyarakat yang paling merasakan lebih dulu dampak krisis
ekonomi yang dialami oleh Indonesia saat ini, khususnya dari akibat lonjakan
kenaikan harga yang tinggi pada berbagai barang dan jasa. Hal tersebut
dikarenakan ibu rumah tangga adalah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
sebagian besar pembelian produk kebutuhan rumah tangga dan bertanggung jawab
pula atas pembelanjaan anggaran rumah tangganya. Dalam berbagai survey
tentang perilaku konsumsi masyarakat di saat krisis, ibu rumah tangga pun sering
dijadikan obyek penelitian, contohnya survey AMI dan MarkPlus.
Pada dasarnya penelitian ini ingin mendeskripsikan apa saja pilihan para ibu
rumah tangga dalam pembelian produk di saat krisis. Pilihan-pilihan tersebut
antara lain seperti pilihan harga, kualitas, merek, kemasan, promosi, hingga ke
tempat belanja. Antar ibu rumah tangga sangat mungkin memiliki perbedaan
pilihan. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh adanya perbedaan daya beli,
kebutuhan, ataupun faktor-faktor lainnya. Secara khusus, dalam penelitian ini,
penulis mengaitkan hubungan antara perbedaan pilihan tersebut dengan perbedaan
jumlah pengeluaran dan jumlah anggota keluarga responden (ibu rumah tangga).
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran bahwa di saat krisis ini,
para ibu rumah tangga yang menjadi responden, di dalam melakukan pembelian
produk di saat krisis, sebagian besar tampaknya mementingkan faktor
keterjangkauan harga. Namun mereka juga menginginkan adanya kualitas yang
memadai dari produk yang dibelinya. Ini khususnya ditemui pada responden yang
memiliki jumlah pengeluaran di bawah Rp. 1 juta dan antara Rp. 1 hingga 2 juta
per bulannya. Di sisi lain, ada pula para ibu rumah tangga yang lebih
mementingkan kualitas produk daripada keterjangkauan harga. Mereka ini yang
khususnya berasal dari kelompok responden yang berpengeluaran di atas Rp. 2
juta per bulannya, dan mereka bersedia membayar harga yang lebih mahal untuk
produk-produk yang berkualitas, bermerek terkenal, serta atribut-atribut lainnya.
Namun mereka ini hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan responden.
Selanjutnya, dari hasil penelitian ini, didapati pula adanya dependensi atau
hubungan/ketergantungan antara jumlah pengeluaran serta jumlah anggota
keluarga responden (ibu rumah tangga) dengan pilihan mereka dalam pembelian
produk di saat krisis. Artinya, dapat dikatakan bahwa apapun pilihan ibu rumah
tangga dalam pembelian produk di saat krisis, pada intinya pilihan mereka itu
didasari antara lain oleh kebutuhan dan daya beli dari masing-masing rumah
tangga mereka.