Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPerusahaan PT. Golden Rubberindo didirikan pertama kali pada tahun
1994. PT. Golden Rubberindo adalah merupakan salah satu dari dua belas anak
perusahaan "New Era Group" yang bergerak di bidang industri alas kaki. Produk
alas kaki pertama kali yang diproduksi oleh perusahaan ini adalah sandal jepit.
Setelah perusahaan ini semakin maju, terjadi pula perluasan jenis alas kaki yang
diproduksi. Perusahaan ini juga telah memiliki kantor cabang yang tersebar di
kota-kota besar seluruh Indonesia, serta beberapa kantor perwakilan di luar negeri
(Hong Kong, Malaysia, China, dan Italia).
Seiring dengan besamya keanekaragaman jenis serta kapasitas produksi
alas kaki yang dihasilkan, mengakibatkan naiknya jumlah dan jenis mesin-mesin
produksi yang dimiliki oleh perusahaan ini. Dengan semakin banyaknya mesin-mesin
yang dimiliki, maka akan semakin kompleks pula teknik pemeliharaan
(maintenance) yang harus dilakukan untuk mendapatkan mesin dengan kondisi
yang andal. Dalam pengerjaan tugas akhir ini, penulis membatasi pembahasan
masalah pemeliharaan hanya pada divisi sandal EVA. Dari hasil Failure Mode
and Effect Analysis, didapatkan 10 besar komponen kritis, yaitu : filter oli, limi
switch, push button, cutting board, slang oli, fanbelt, roll spon, paku rivet, jarum,
dan pir tensen. Kesepuluh komponen di atas adalah merupakan komponen yang
terdapat pada mesin-mesin produksi yang digunakan untuk memproduksi sandal
EVA.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah
untuk merancang jadwal pemeliharaan pencegahan yang dalam hal ini adalah
penggantian kesepuluh komponen di atas sebelum terjadi kerusakan. Pengolahan
data yang dilakukan untuk mendapatkan selang waktu interval penggantian yang
optimal adalah dengan memperhitungkan keandalan (Reliability) dimana
penggantian yang dilakukan akan rnenghasilkan ekspektasi biaya yang paling
rendah yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Pengolahan data yang dilakukan akan menghasilkan selang waktu
penggantian dengan keandalan yang lebih baik dan pengeluaran biaya yang
minimum untuk masing-masing komponen. Kemudian akan dilakukan analisa
biaya dengan membandingkan dua alternatif, yaitu melakukan penggantian
komponen pada jam produksi atau di luar jam produksi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggantian komponen yang
dilakukan di luar waktu produksi akan menghasilkan biaya yang jauh lebih rendah
apabila penggantian dilakukan pada jam produksi. Dari hasil pengolahan dan
analisa data, maka penulis menyarankan kepada perusahaan agar penerapan
jadwal penggantian komponen yang telah dirancang dilakukan pada saat jam
istirahat produksi berlangsung.