Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDalam mendisain struktur di daerah gempa, terdapat suatu metode
alternatif dalam disain. Metode ini disebut dengan metode Pseudo Elastis.
Kelebihan dari Pseudo Elastis adalah memiliki skema desain yang lebih singkat
daripada Desain Kapasitas. Perencanaan kolom tidak berdasarkan kapasitas balok,
tetapi menggunakan gempa nominal yang diperbesar dengan sebuah Faktor
Pengali (FP). Struktur yang didesain secara Pseudo Elastis memiliki pola
keruntuhan yang berbeda dari pola keruntuhan yang dimiliki Desain Kapasitas.
Pola keruntuhan yang diharapkan adalah Partial Side Sway Mechanism. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja struktur yang didesain dengan metode
Pseudo Elastis.
Dalam studi ini, akan dievaluasi gedung yang didisain secara Pseudo
Elastis. Gedung yang ditinjau memiliki jumlah bentang sebanyak 7 buah masing-masing
berjarak 8 m. Gedung yang ditinjau adalah 6 dan 10 lantai dengan
ketinggian 3.5 m antar lantai pada wilayah 2 peta gempa Indonesia. Dalam
penelitian ini ditinjau 2 konfigurasi kolom elastis. Kolom-kolom elastis terletak
pada kolom eksterior dan kolom interior pertama untuk konfigurasi pertama dan
kedua.
Untuk mengevaluasi kinerja metode tersebut, struktur dianalisis dengan
analisis Nonlinear Static Pushover dan Non-Linear Time History. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perumusan FP tidak memenuhi pola keruntuhan yang aman
pada semua konfigurasi bangunan 6- dan 10- lantai karena ada kolom elastis yang
leleh pada gempa 500 tahun.