Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPokok permasalahan yang dipilih dan ditetapkan dalam proposal yang
diajukan adalah Perancangan Interior "Pandawa" Kafe Galeri Wayang di
Surabaya. Desainer tertarik memilih topik ini dengan dilatar belakangi oleh
hampir punahnya budaya bangsa yaitu wayang dalam kehidupan yang modern ini
khususnya dikalangan generasi muda, karena telah tergeser dengan budaya barat
yang lebih modern. Oleh sebab itu dilakukan pendekatan dengan memberikan
wadah berupa kafe yang merapakan tempat santai, tempat berkumpulnya anak
muda khususnya di Surabaya ini. Selain sebagai suatu upaya melestarikan budaya
bangsa ini, dengan lokasi di sebuah hotel bintang lima dapat digunakan sebagai
obyek pariwisata untuk wisatawan asing yang kebetulan menginap.
Adapun perancangan yang dilakukan adalah membahas tentang wadah
atau sarana yang dapat menampung untuk melepas lelah setelah melakukan
berbagai aktivitas kerja tetapi sekaligus didalamnya disodorkan sebuah hiburan
dan galeri benda seni wayang. Jadi, kafe tersebut dapat sebagai tempat rekreasi
yang sekaligus untuk belajar yang sekaligus digunakan untuk tempat perkumpulan
para dalang dan penyuka kesenian wayang atau disebut juga klub wayang.
Konsep dari interior kafe ini diambil dari babak pertunjukan wayang
yaitu Pathet Nem, Pathet Sanga dan terakhir Pathet Manyura, dimana
penggambarannya berupa terjadinya masalah, kemudian masalah yang semakin
meningkat atau klimaks, dan terakhir mencapai kemenangan dengan secara
keseluruhan menggambarkan kebaikan melawan kejahatan. Penggambaran ini
dipilih dengan mengambil salah satu cerita wayang yaitu Perang Baratayuda.
Perang antara kebaikan yaitu pihak Pandawa melawan kejahatan yaitu pihak
Kurawa. Konsep pewayangan ini dipadukan dengan style Jawa modern yang
merupakan penerapan dari wayang itu sendiri.