Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelKarakteristik perjalanan wargadi perumahan tengah
kota menurut beberapa teori adalah tidak sama dengan
warga yang tinggal di pinggir kota. Tahun lalu Petra
telah melakukan penelitian tersebut untuk perumahan pinggir
kota, dan penelitian kali ini ditujukan untuk melengkapi
informasi perjalanan warga Surabaya agar hasil yang
diperoleh dapat dipakai untuk melengkapi pertimbangan
kebijaksanaan penanganan transportasi pada umumnya, dan
khususnya terhadap pembatasan penggunaan kendaraan
pribadi.
Untuk memenuhi maksud tersebut dilakukan survey di
10 kelurahan yang terdapat dalam 4 kecamatan yakni:
kecamatan Genteng, Sawahan, Tegalsari dan Pucangsewu,
yang dianggap mampu mewakili fenomena warga Surabaya
secara keseluruhan, baik tingkat sosial ekonomi maupun
geografisnya.
Selanjutnya data diklasifikasikan menjadi 3 paket
utama yakni: data Set Rumah Tangga, Perjalanan Perorangan
dan Perjalanan Kendaraan Bermotor bagi Rumah Tangga
yang menggunakannya. Kemudian terhadap data tersebut
dilakukan tabulasi silang terhadap variabel-variabel
pokok dalam analisis pola perjalanan perkotaan, yang
dipisah menurut kecamatan dan tingkat pendapatan. Dalam
melakukan tabulasi silang digunakan analisa statistik,
berupa pengukuran tendensi sentral/nilai rata-rata, dan
kumulasi persentil.
Hasil tabulasi dari rata-rata besarnya pendapatan
warga pada masing-masing kecamatan secara umum cukup
tinggi yaitu: Rp 341.440,- pada kecamatan Genteng;
Rp 562.330 pada kecamatan Sawahan; Rp 485.000,- pada
kecamatan Tegalsari dan Rp 537.000,- pada kecamatan
Pucang sewu. Rata-rata pendapatan keluarga pada seluruh
kawasan adalah sebesar Rp 523.830,-.
Ketersediaan kendaraan bermotor pada masing-masing
kecamatan menunjukkan jumlah yang cukup tinggi bila dibandingkan
dengan rata-rata anggota rumah tangga dalam
tiap rumah. Dalam tiap rumah tangga yang rata-rata penghuninya
4.77 orang, terdapat 1.17 kendaraan pada kecamatan
Genteng, 1,89 kendaraan pada kecamatan Sawahan, 1,50
kendaraan pada kecamatan Tegalsari dan 1.66 kendaraan
pada kecamatan Pucangsewu. Rata-rata ketersediaan kendaraan
bermotor dari seluruh sampel adalah sebesar 1.52
kendaraan tiap rumah tangga.
Rata-rata panjang perjalanan yang ditempuh oleh
masing-masing moda adalah 471 m untuk moda jalan kaki;
1610 m untuk moda sepeda; 1173 m untuk moda becak; 2600 m
untuk moda sepeda motor; 3175 m untuk moda mobil dan
3033 m untuk moda angkutan umum bermotor.
Bila data di atas dibandingkan dengan data yang ada
di pinggiran kota yang merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Petra maka hasilnya secara umum tidak
menunjukkan perbedaan yang menyolok.
Besarnya pendapatan keluarga di tengah kota
menunjukkan angka yang lebih besar dari pada di pinggir
kota. Selisih pendapatan tersebut sebesar Rp 30.800,-.
Namun demikian dengan pendapatan rata-rata yang lebih
rendah tersebut, ternyata ketersediaan kendaraan di pinggir
kota 0.06 lebih besar dari ketersediaan kendaraan di
tengah kota. Unggulnya ketersediaan kendaraan di pinggir
kota tersebut disebabkan karena jarak yang jauh dari
pusat kota sehingga kebutuhan akan kendaraan bermotor
menjadi besar.
Panjang perjalanan yang ditempuh oleh masing-masing
jenis moda tidak begitu berbeda antara yang di tengah
kota dengan yang di pinggir kota, karena secara otomatis
pemilihan moda akan berpindah ke moda yang lebih sesuai
dengan jarak yang akan ditempuh.