Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelFly ash merupakan material sisa dari peleburan besi baja
dan batu bara yang berupa material halus serta mempunyai
gradasi yang uniform. Dengan semakin lajunya pembangunan di
bidang perindustrian peleburan besi baja, maka fly ash yang
dihasilkan juga semakin banyak. Oleh sebab itu penyusun
mencoba memanfaatkan fly ash yang merupakan bahan limbah
dengan tujuan stabilisasi tanah, dengan meninjau effektivitas
kapur dan fly ash sebagai bahan additive untuk memperbaiki
kondisi tanah asli. Percobaan yang dilakukan meliputi percobaan Hydrometer,
analisa ayakan, pemadatan (standart proktor), atterberg limit,
Unconfined Compressive Strength, CBR test dan Swell test.
Tanah yang digunakan adalah tanah urug yang berasal dari
Bambe, Sepanjang, kapur yang digunakan adalah kapur padam yang
ada di pasaran sedangkan fly ashnya berasal dari P.T. HANIL
JAYA METAL WORK, WARU, SIDOARJO. Campuran yang digunakan
adalah 75% berat tanah kering ditambah 25% berat kering
campuran kapur dan fly ash dengan variasi perbandingan 3:5,
3:7, 3:9 dan 3:12 Lama curing yang dilakukan adalah 7, 14 dan
28 hari. Untuk pembanding apabila percobaan ini dilakukan dilapangan,
maka pembuatan benda uji dilakukan dalam dua kondisi
tanah, yaitu dalam keadaan kering lalu diayak (seperti
standard percobaan) dan dalam keadaan basah (bergumpal).
Hasil percobaan menunjukkan campuran 3:7 dengan lama
curing 28 hari memberikan hasil terbaik dalam peningkatan
nilai UCS dalam keadaan tidak direndam sebesar + 340% ( 5,741
2
kg/cm ), peningkatan nilai CBR dalam keadaan tidak direndam
sebesar + 375% (61,89%). Pada campuran 3:7 terjadi penurunan
nilai plasticity index sebesar 26,28% dibandingkan dengan
keadaan tanah asli (tanpa campuran) Ternyata dalam keadaan
basah (bergumpal) nilainya adalah sebesar 0,885 - 0,888 dari
nilai dalam keadaan kering.
Untuk semua variasi campuran terjadi peniadaan nilai
swell setelah benda uji mengalami curing selama 7 hari.