Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelGedung Marabunta merupakan bangunan publik komersil yang terletak di jalan
Cendrawasih 23 Semarang. Gedung ini merupakan bekas gedung komedi StadSchouwburg,
sebuah gedung pertunjukan kesenian bagi masyarakat Eropa pada masa kolonialisme.
Gedung StadShcouwburg kemudian mengalami proses rekonstruksi karena roboh, akibat
dari faktor usia dan lingkungan. Gedung yang baru ini kemudian diberi nama gedung
Marabunta. Pengggunaan beberapa elemen interior asli dari gedung StadShouwburg pada
area hall memberi kesan gaya Eropa. Sedangkan desain fasad bangunan merupakan desain
baru yang menyesuaikan dengan gaya sekitarnya.
Wujud arsitektur dan interior gedung Marabunta yang baru menghasilkan makna
yang menarik untuk dikaji. Hal tersebut dihasilkan dari perpaduan gaya kolonial dengan
pengaruh budaya setempat beserta aspek historisnya. Pengkajian dilakukan dengan metode
studi ikonografi Panofsky yang merupakan suatu studi untuk memperoleh makna dari suatu
karya seni dengan melalui tahapan deskripsi pra-ikonografi serta analisis ikonografi yang
berkesinambungan. Tahap pra-ikonografi dilakukan sebagai langkah awal untuk
menemukan makna primer/alami (makna tekstual). Sedangkan tahap ikonografi dilakukan
sebagai langkah lanjutan untuk menemukan makna sekunder/ konvensional (makna
kontekstual).
Makna primer yang dihasilkan dari tahap pra-ikonografi menunjukkan bahwa
gedung Marabunta memiliki wujud arsitektur dan interior bangunan bergaya kolonial
Indo-Eropa dengan dominasi pengaruh gaya Renaissance serta gaya-gaya lainnya.
Adapun tahap ikonografi menghasilkan makna sekunder yang menunjukkan ragam hias
ornamen pada fasad dan interior bangunan menunjukkan nilai nasionalisme yang melebur
dengan lambang otorisasi kolonialisme, sehingga makna bangunan diinterpretasikan
sebagai sebuah kebebasan/kemerdekaan.