Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelBahan serat alam dapat digunakan sebagai alternatif pengganti serat sintetis untuk membuat komposit. Komposit disusun dari serat alam yang memenuhi kebutuhan industri otomotif karena memiliki sifat yang kuat dan ringan, mudah untuk diperoleh, dan ramah lingkungan. Selain itu serat alam memiliki keterbatasan yaitu struktur serat yang bervariasi, tiap-tiap serat memiliki sifat yang berbeda, serat alam yang mudah menyerap air. Terdapat serat alam yang sudah digunakan untuk pembuatan biokomposit dalam industri otomotif seperti serat kayu, rami, hemp, kenaf, jute, dan sisal. Kandungan selulosa pada serat alam sangat mempengaruhi dalam kekuatan biokomposit. Salah satu serat alam yang memiliki potensi adalah kulit biji keluak yang memiliki kandungan selulosa 70.52% sehingga kulit biji keluak menjadi pilihan filler penguat dan polypropylene (PP) sebagai matriks dalam penelitian tugas akhir ini. Sampel biokomposit dibuat dengan variasi rasio persen berat serbuk kulit biji keluak terhadap PP, yaitu 5/95, 10/90, 15/85, 20/80, 25/75, 30/70. Kemudian sampel biokomposit dilakukan pengujian flexural strength dengan standar ASTM D790-17 dan pengujian SEM (Scanning Electron Microscopy). Penambahan serat alam akan meningkatkan kekuatan pada sampel biokomposit sehingga peningkatan maksimum pada rasio komposisi 30% berat serbuk dengan hasil flexural strength 43.56 MPa tetapi hasil uji flexural strength pada rasio komposisi 20% - 25% berat serbuk mengalami penurunan. Hasil pengujian SEM kurang dapat dianalisa mengenai ikatan matriks dengan filler karena ukuran serbuk yang terlalu kecil. Oleh karena itu pada penelitan selanjutnya dapat menambahkan MAPP (maleated polypropylene) sebagai coupling agent yang dapat meningkatkan kekuatan dari biokomposit tersebut.