Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia masih tinggi, terutama setelah
pandemi Covid-19. Jumlah kasus KDRT melibatkan hubungan personal seperti pasangan, orang
tua-anak, paman-keponakan, dan kakek-cucu. Peningkatan kasus KDRT ini memerlukan solusi
yang efektif seperti yang di ajukan pada penelitian ini bertujuan untuk menggunakan teknologi
computer vision yang disebut 3D-CNN untuk mendeteksi kekerasan fisik yang dapat digunakan
untuk record video secara otomatis sehingga pada saat kejadian dapat diberikan peringatan
kepada orang sekitar dan memiliki bukti untuk tindakan kekerasan.
Convolutional 3D layer bertanggung jawab untuk melakukan operasi konvolusi pada
input 3D, seperti video atau data spasial-temporal. Layer ini memungkinkan pengenalan pola
yang kompleks dalam data melalui ekstraksi fitur hierarkis. Dalam konteks pemrosesan video,
convolutional 3D layer dapat menangkap informasi spasial dan temporal dari setiap frame dan
kumpulan frame dalam video.
Hasil konfigurasi terbaik pada 3D-CNN di penelitian ini adalah menggunakan frame size
64x64x20, learning rate 0,0001, random rotate 20 derajat, random shift sebanyak 10%,
horizontal flip, normalisasi min-max scaling dengan jumlah layer sebanyak 4 convolutional 3D
layer, 4 dropout Layer sebanyak 0,2 yang dilakukan setiap convolutional layer, yang setelah itu
masuk ke max-pooling 3D layer dan akhirnya output layer/dense layer. Dengan precision 72,8%
yang berarti sekitar 7 dari 10 video dapat dideteksi dengan benar.