Akhir-akhir ini sering terdengar orang mengatakan bahwa "Indonesia adalah dapur gastronomi terbesar di dunia". Mengapa tidak? Di Indonesia tinggal 1340 suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan berbeda-beda. Perbedaan ini tentu saja mempengaruhi tata kehidupan dan proses adaptasi masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dan mengolah sumber daya kekayaan alamnya. Salah satu hasil dari proses ini adalah kaeanekaragaman warisan kuliner nusantara; yang merupakan salah satu manifestasi dari kearifan lokal suatu wilayah dan budaya tertentu.
Dalam upaya mengungkapkan keragaman warisan kuliner nusantara ini disadari ada banyak aspek yang mendasari perkembangan gastronomi Indonesia, yang telah teridentifikasi lebih dari 100 dapur (cuisine). Banyaknya jenis masakan tersebut didukung oleh kekayaan ragam bahan pangan nabati maupun hewani, bumbu, dan seni memasak yang kaya. Kekayaan ragam kuliner Indonesia merupakan salah satu keunggulan Indonesia di kancah dunia.
Buku ini merupakan langkah penting untuk memperkenalkan kembali kejayaan rempah Indonesia kepada dunia, dan dilengkapi dengan tinjauan para pakar mengenai proses dan manfaat kesehatan kuliner tradisional Indonesia. Pembaca juga dapat menyimak cara-cara mengolah dan menikmati makanan tradisional yang terdapat dalam buku ini agar mendapatkan manfaat optimal untuk kesehatan. Penulis sekaligus penggagas buku Romansa Rempah Indonesia ini, Marisza Cardoba & Albert Tjahjanto, adalah sejoli pengidap autoimun yang berhasil hidup produktif dengan kondisi autoimunnya dengan menerapkan pola hidup sehat menyeluruh, termasuk diantaranya mengonsumsi hasil alam lokal Indonesia berkualitas terbaik dengan proses pengolahan yang juga ideal. Melalui buku ini penulis berusaha mengajak masyarakat dunia untuk kembali ke alam dan membudayakan makan sehat hasil buatan sendiri dengan memperkenalkan kembali resep dan sajian otentik dari 34 provinsi di Indonesia.