Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDari artikel pertama, masalah yang dibahas adalah tentang motivasi FDI
Hong Kong ke China, dimana motivasi utama Hong Kong mau berinvestasi ke
China adalah karena faktor murah dalam tenaga kerja dan tanah. Ini sangat
berbeda dengan motivasi negara-negara lain dimana negara barat cenderung
mempunyai motivasi agar "cepat dalam masuk pangsa pasarnya", "fasilitas
ekaspansi internasional", "tingkat pengembalian yang cepat". Berangkat dari sini
dapat disimpulkan bahwa setiap negara mempunyai motivasi yang berbeda dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi (FDI).
Dari artikel kedua, masalah yang dibahas adalah tentang atribut-atribut
pendukung untuk menjadi manajer yang sukses diantara manajer laki-laki di Hong
Kong dan di China (Guangdong), dimana dapat diketahui meskipun orang Hong
Kong dan orang China mempunyai banyak kemiripan baik dalam bahasa maupun
adat istiadat, tetapi sesungguhnya diantara kedua orang tersebut sangat berbeda.
Dimana orang China lebih cenderung tidak bersifat fleksibel dan kurang
kreatifitas dibandingkan dengan Hong Kong ini dikarenakan bahwa manajer
China lebih bersifat patemalistik dan lebih cenderung mematuhi peraturan, tata
tertib, status, dan tradisi. Dari artikel ini dapat disimpulkan bahwa sangat tidak
bijaksana kalaulah kita menyamakan atribut pendukung untuk menjadi manajer
yang sukses di semua negara, dikarenakan perbedaan kultural.
Dari artikel ketiga, masalah yang dibahas adalah persoalan penggabungan
Hong Kong ke China serta dampaknya terhadap bisnis di Eropa. Sebelum kitaq
membahas permaslahan tersebut ada baiknya kita melihat dahulu sejarah tentang
Hong Kong. Hong Kong menjadi salah satu pusat perdagangan di Asia Tenggara
dikarenakan sejak abad ke 20 pemerintah Inggris memberikan wewenang
sepenuhnya dalam bidang ekonomi yang berazaskan laissez-faire, dan ini menjadi
salah satu penyebab kebangkitan Hong Kong, karena berangkat dari sistem itulah
maka Hong Kong menjadi sukses dalam bidang industri maupun jasa, terutama
jasa keuangan. Setelah kita mengatahui sejarah yang ada maka kita akan bahas
tentang dampak-dampak penggabungan Hong Kong ke China, terhadap bisnis di
Eropa. Sebagaimana telah dibahas di atas bahwa dengan penggabungan Hong
Kong ke China diharapkan agar China lebih terbuka dalam melakukan
perdagangan internasional dengan negara-negara lain selain negara di kawasan
Asia, dan ini menjadi tujuan utama dari Inggris untuk menyerahkan kembali
Hong Kong ke China. Eropa melihat adanya suatu potensi pasar yang sangat besar
dan menguntungkan di Asia terutama di China sehingga diharapkan dengan
penggabungan ini maka jalinan kerjasama antara China dan Eropa dapat lebih
erat. Sesungguhnya dari informasi yang didapat bahwa terlihat adanya suatu
kesempatan bersama untuk menciptakan keuntungan bersama antara keduabelah
pihak (China dan Eropa). Dimana China mempunyai pasar yang sangat menarik
bagi Eropa untuk dijadikan pangsa pasar mereka, sedangkan dari pihak Eropa bisa
menawarkan teknologi untuk dapat meningkatkan komunikasi di China, Eropa
juga menawarkan Foreign Direct Invesment (FDI) di berbagai macam industri
antara lain adalah bisnis automotive, elektronik, obat-obatan dan peralatan
telekomunikasi yang dapat mengurangi keterbelakangan yang terjadi di China,
dan dapat dilihat bahwa yang semua yang ditawarkan oleh Eropa ke China sangat
menguntungkan bagi China. Maka saran yang dapat dikatakan adalah kerjasama
yang lebih erat antara pihak Eropa dan pihak China.
Dari ketiga artikel di atas dapat ditangkap suatu benang merah yaitu dalam
pengambilan keputusan dalam investasi (FDI) Hong Kong ke China, Hong Kong
lebih menyukai faktor tenga kerja dan tanah yang murah, dan dapat diketahui pula
bahwa invesatasi Hong Kong tersebut bersifat export oriented, sehingga dapat
membantu pemerintah China dalam pertumbuhan ekspornya. Dengan
pengembalian Hong Kong ke China maka akan menjadi lebih mudah bagi
pemerintah untuk dapat membuat suatu kebijaksanaan t