Please take a moment to complete this survey below

Library's collection Library's IT development Cancel

Strategi untuk membentuk merek toko yang disukai oleh konsumen dan tindakan terhadap pemalsuan merek

Membentuk merek yang disukai oleh konsumen bukan bal yang mudah,
periu strategi yang tepat dan berkelanjutan agar konsumen tidak lupa pada merek
tersebut. Pamela L. Alreck dan Robert B. Settle (1999) dalam artikelnya
menyarankan enam strategi yang berbeda untuk membentuk merek yang disukai
oleh konsumen: penyesuaian dengan kebutuhan, penyesuaian dengan suasana hati,
motivasi bawah sadar, motivasi perilaku, proses kognitif, dan emulasi model.
Tiap metode pembentukan preferensi konsumen tersebut membutuhkan tipe,
produk, harga, promosi, dan distribusi yang berbeda-beda. Pembentukan strategi
yang tepat akan membuat suatu merek melekat pada ingatan konsumen. Strategi
untuk membentuk merek yang disukai oleh konsumen dapat diterapkan untuk
membentuk merek toko dengan menjadikan merek toko tersebut menjadi merek
yang disukai oleh konsumen.
Sebelum menerapkan strategi yang tepat, para manajer merek toko hams
mengetahui variabel-variabel yang digunakan oleh konsumen dalam menilai suatu
produk. Menurut Alan Dick, Arun Jain, dan Paul Richardson (1996) dalam
artikelnya menyatakan bahwa ada tiga indikator intrinsik yang utama yaitu:
kualitas, bahan, dan cita rasa, serta empat indikator ekstrinsik yaitu: harga,
kemasan, merek, dan iklan. Dengan memakai strategi yang tepat maka manajer
toko dapat membentuk kesetiaan konsumen pada merek tokonya.
Keberhasilan suatu merek sering berdampak pada timbuhiya pemalsuan
merek, baik dilakukan oleh retailer maupun manufaktur. Akibat dari pemalsuan
merek perusahaan sangat dirugikan, seperti: menurunkan profit yang diperoleh
perusahaan serta merusak brand equity perusahaan yang bersangkutan. Oleh
sebab itu perusahaan yang produknya dipalsukan harus berani memintut para
pemalsu tersebut.
Ada kekhawatiran perusahaan bahwa mereka akan di delist atau kebilangan
shelf space bila mereka memintut para reteiler yang memalsukan merek mereka
(Finch, 1996). Menurut Colleen Collins-Dodd dan Judith Lynne Zaichkowsky
dalam artikelnya, tidak ada kaitan antara melakukan tuntutan terhadap retailer
dengan ancaman untuk men-delist merek mereka oleh retailer. Sehingga
perusahaan dalam hal ini tidak perlu takut dalam melakukan pendakwaan. Usaha
lain untuk mencegah pemalsuan adalah:
- Penerapan produk yang konstan dan pengembangan kemasan, serta
- Kepemimpinan dalam kategori manajemen, perubahan informasi, dan
pembentukan kongsi-kongsi dagang dapat mengurangi dorongan untuk
melakukan pemalsuan.

Creator(s)
  • (31495266) ANTONI ARIANTO
Contributor(s)
  • Sugiono Sugiharto → Advisor 1
  • Hatane Semuel → Examination Committee 1
Publisher
Universitas Kristen Petra; 2000
Language
Indonesian
Category
s1 – Undergraduate Thesis
Sub Category
Skripsi/Undergraduate Thesis
Source
Skripsi No. 52a/EM/2000; ANTONI ARIANTO (31495266)
Subject(s)
  • BRAND MANAGEMENT
  • MARKETING RESEARCH
File(s)

Similar Collection

by creator, contributor, or subject