Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelJawa Timur memiliki banyak sekali objek wisata yang indah dan alami,
baik yang sudah maupun belum dikembangkan. Selama ini dalam
mengembangkan suatu objek wisata belum ada perencanaan yang matang
mengenai antisipasi dampak-dampak negatif yang mungkin timbul terhadap
lingkungan hidup. Sebaliknya, di beberapa negara di dunia telah dikembangkan
konsep sustainable tourism, yang menitikberatkan pada terjaganya lingkungan
hidup di sekitar objek wisata walaupun terjadi pengembangan. Konsep ini
dilaksanakan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) independen yang peduli
terhadap lingkungan hidup dan kemajuan dunia pariwisata terhadap daerah
binaan. Adapun dua contoh dari LSM tersebut adalah antara lain : BETA {Belize
Ecotourism Association) dengan Belize sebagai binaannya dan KEEP
{Kathmandu Environmental Education Project). dengan Kathmandu sebagai
binaannya.
Di Jawa Timur sendiri sebenarnya sudah ada LSM independen yang peduli
terhadap pendidikan lingkungan hidup, yang dikenal sebagai PPLH (Pusat
Pendidikan Lingkungan Hidup) Seloliman Trawas. Selain memberikan
pendidikan mengenai lingkungan hidup, PPLH juga telah menerapkan konsep
ecotourism dalam kesehariannya, baik aktivitas maupun manajemennya dan
terhadap desa Seloliman sebagai desa binaannya. Penulis ingin melihat apakah
PPLH sebagai pendidik lingkungan hidup telah ikut menyumbang dalam
pengembangan konsep sustainable tourism di obyek-obyek wisata di Jawa Timur.
Dalam penelitian ini penulis juga akan melakukan studi banding antara PPLH
dengan LSM-LSM lain di luar negeri dalam hal kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam mendukung sustainable tourism, dalam hal ini dengan BETA dan KEEP.
Kemudian penulis akan menggunakan tcori Edward Inskeep dari bukunya yang
berjudul Tourism Planning untuk melihat apakah ketiga LSM tersebut telah
memenuhi kewajiban mereka sebagai LSM yang peduli terhadap konsep
sustainable tourism. Dari penelitian ini ditemukan bahwa PPLH belum banyak
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik bagi pengelola obyek-obyek wisata di
Jawa Timur dalam mengembangkan konsep sustainable tourism, sedangkan
KEEP dan BETA telah melaksanakan kewajiban ini melalui aktivitas-aktivitasnya.
Peran PPLH masih kecil bila dibandingkan dengan BETA dan
KEEP. Sebagai tambahan, penulis akan memberi saran berupa kegiatan yang
dapat dilakukan PPLH untuk lebih teiiibat dalam memberikan pendidikan bagi
pengelola obyek-obyek wisata di Jawa Timur untuk mengembangkan konsep
sustainable tourism.