Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPerancangan interior "Children's Learning Center" di Surabaya. "Children's
Learning Center", adalah ruang belajar dan bermain agar anak menjadi apresiatif,
responsif, dan dinamis. Obyek sasarannya adalah anak balita umur 3 sampai 5 tahun
dan anak-anak umur 6 sampai 7 tahun, dengan jasa pelayanan yang akrab antara
pembimbing dengan anak asuhnya. Di "Children's Learning Center" anak
dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur sebagai berikut:
a. Tipe I anak (3 - 5) tahun:
1. Anak umur 3 tahun digolongkan menurut kelas Early Childhood.
2. Anak umur 4 tahun digolongkan menurut kelas Path Way Pre-school.
3. Anak umur 5 tahun digolongkan menurut kelas Pre-school Plus.
b. Tipe II anak (6 - 7) tahun:
1. Anak umur 6 tahun digolongkan menurut kelas Private Kindergarten.
2. Anak umur 7 tahun digolongkan menurut kelas Before and Afler School.
Tingkatan umur tersebut disesuaikan berdasar kurikulum yang terdapat di "Children's
Learning Center". Arah karakter yang ingin dicapai imaginatif.
Berdasarkan batasan di atas, arah perancangan mewujudkan interior "Children's
Learning Center" yang membuat jasa pendidikan dengan mencerminkan rancangan
interior yang bernuansa imaginatif.
Pendekatan perancangan berupa konsep analogi (kesepadanan, sehingga konsep
menyerupai sesuatu karakter tertentu).
Perwujudan berdasarkan gagasan:
1. Parameter:
a. Fakta: Pusat Belajar Bermain "Childrens Learning Center" Taman
Hemon di Gereja Emaus Surabaya.
b. Internet: Children' s Creative Learning Centers, Inc.
794 East Duane Ave.
Sunnyvale, CA94086
408.732.2500
408.732.3416 FAX
2. Idealita : Tiap kelas bimbingan berdasar kurikulum.
Kelas bimbingan mendorong anak menjadi berpikir apresiatif,
responsif, dan dinamis.
Unsur keselamatan, kesehatan dan pengembangan diri anak
menjadi mandiri.
Hasil akhir: wujud desain menjawab masalah
Fungsi: Guna mendorong anak menjadi berpikir dan bertindak apresiatif, responsif,
dan dinamis dalam perjalanan hidupnya.
Makna imaginatif mendorong anak menjadi apresiatif.
Sehingga ruang yang ditawarkan melalui tata layout, wujud utilitas, wujud perabot,
manajemen aktifitas dan tata lingkungan sebagai jawaban dan kesesuaian aktifitas di
dalam ruang, yang diharapkan mencerminkan kegiatan kurikulum.