Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelDengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknologi,
maka perkembangan konstruksi beton khususnya pada konstruksi
beton pratekan juga semakin pesat. Salah satu aspek
terpenting pada konstruksi beton pratekan adalah masalah loss
of prestress (kehilangan prategangan). Kehilangan prategangan
ini dapat. disebabkan oleh bermacam-macam hal antara lain
akibat. creep, shrinkage dari beton, kelelahan tendon, gesekan
antara tendon dengan selubungnya dan lain-lain.
Kehilangan prategangan pada konstruksi beton pratekan
merupakan hal yang sangat penting, karena dengan diketahuinya
besar kehilangan prategangan tersebut, maka kita dapat
menentukan berapa besarnya gaya pratekan mula-mula yang harus
diberikan pada prestressing tendon, supaya setelah semua
kehilangan terjadi maka gaya. pratekan yang masih tersisa
pada prestressing tendon tersebut masih cukup atau sesuai
dengan yang direncanakan semula.
Di Indonesia, sampai saat. ini belum ada peraturan khusus
yang, membahas tentang konstruksi beton pratekan, sedangkan
metode-metode perhitungan yang berasal dari negara-negara
maju sudah cukup banyak, antara lain : PCI & ACI (Amerika)
CEB - FIP & BS 8110 (Eropa) dan SAA (Australia) serta
literatur-literatur lain yang ditulis oleh para ahli
berdasarkan metode-metode di atas. Masing-rnasmg metode
perhitungan tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian
tersendiri , sehingga kami berkeinginan untuk membandingkan
tiap-tiap metode perhitungan tersebut Khususnya tentang
masalah kehilangan prategangan, baik untuk Kehilangan tiap
bagiannya (section loss) maupun untuk kehilangan totalnya
(total loss). Dari hasil perbandingan tersebut kita dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap metode
perhitungan tersebut, sehingga dapat ditentukan metode
perhitungan mana yang cukup praktis dan teliti yang dapat
dipakai sebagai dasar perhitungan dalam design di Indonesia.
Setelah itu kami dapat membandingkan metode-metode
perhitungan lainnya dengan salah satu metode tersebut,
sehingga dapat diketahui besarnya prosentase perbedaan
kehilangan prategangan pada. tiap bagian maupun untuk
totalnya.