Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPenggunaan jasa konsultan perencana dalam mewujudkan suatu bentuk
bangunan konstruksi tidak lepas dari kekurangan dan rasa tidak puas dari pemilik
proyek selaku penyandang dana maupun para pelaku konstruksi lainnya dalam suatu
proyek. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan identifikasi terhadap kriteria kinerja
konsultan perencana yang mengacu pada Job Performance Theory, di mana kriteria
ditinjau dari kinerja tugas dan kinerja konteks. Selain itu penelitian dilakukan untuk
mencari perbedaan pendapat kriteria kinerja konsultan perencana antara para pelaku
konstruksi (konsultan, kontraktor, dan pemilik proyek). Bobot kriteria dihitung
dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan metode peringkat.
Data untuk penelitian ini diperoleh dengan teknik penyebaran kuesioner dan
interview dengan beberapa responden sebagai masukan terhadap hasil olah data.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kriteria kinerja tugas lebih penting daripada
kriteria kinerja konteks dalam menilai kinerja konsultan perencana. Kinerja tugas
maupun kinerja konteks keduanya memiliki keterkaitan dalam pembuatan suatu
disain, sehingga akan lebih baik jika keduanya berjalan dengan seimbang. Secara
statistik, tidak terdapat perbedaan pendapat yang signifikan antara ketiga pelaku
konstruksi mengenai kriteria kinerja konsultan perencana.