Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPT Mulcindo sebagai perusahaan penghasil produk baja, haruslah
melakukan perbaikan secara terus-menerus. Untuk itu, diperlukan suatu
pengukuran kinerja untuk mengetahui performansi perusahaan. Selama ini,
perusahaan tidak pernah menerapkan suatu pengukuran kinerja yang baik dan
terintegrasi. Penilaian kinerja perusahaan hanya berdasarkan pada aspek finansial.
Padahal aspek finansial tidak dapat menggambarkan kondisi riil perusahaan.
Untuk itu, penulis menggunakan konsep Performance Prism dalam merancang
metode dan alat pengukur kinerja, serta pengukuran kinerja perusahaan.
Performance Prism mempunyai lima sisi, yaitu stakeholder satisfaction,
stakeholder contribution, strategi, proses, dan kapabilitas. Perancangan metode
dan alat pengukur kinerja dilakukan dengan menjabarkan kepuasan dan keinginan
stakeholder menjadi tujuan. Setelah itu, dilakukan identifikasi terhadap strategi,
proses, dan kapabilitas perusahaan. Kemudian dilakukan identifikasi Key
Performance Indicators (KPIs) berdasarkan tujuan dan dilakukan pembobotan
dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Setelah didapatkan bobot tiap
KPI, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja dengan Metode Objective Matrix
(OMAX) dan penilaian level KPI. Analisis/evaluasi dilakukan untuk mengetahui
faktor penyebab rendahnya level KPI. Kemudian diberikan rekomendasi
perbaikan jika diperlukan.
Hasil akhir perancangan pengukuran kinerja dengan menggunakan konsep
Performance Prism berupa 30 BCPI, meliputi 8 KPI pada perspektif customer, 4
KPI pada perspektif investor, 5 KPI pada perspektif supplier, 9 KPI pada
perspektif employee, dan 4 KPI pada perspektif masyarakat. Dari hasil penilaian
level BCPI, terdapat 5 KPI yang kinerjanya masih di bawah target. Sedangkan dari
hasil pengukuran kinerja, didapatkan kesimpulan bahwa kinerja perusahaan sudah
baik, dengan indikator pencapaian sebesar 672,4.