Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelSejalan dengan banyaknya persaingan yang terjadi, maka faktor-faktor
yang mempengaruhi penetapan harga pada perusahaan merupakan suatu hal dasar
yang perlu diperhatikan untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam suatu
pasar, tidak terkecuali untuk mitra pengembang yang melayani pengembang.
Dengan pandai-pandai mengatur penetapan harganya, diharapkan produk yang
dihasilkan oleh mitra pengembang tetap laku dijual ke pengembang perumahan.
Tahapan-tahapan yang perlu diketahui dalam penetapan harga antara lain:
analisa situasi, penentuan tujuan perusahaan, strategi produk-pasar, penentuan
anggaran, penetapan harga produk, dan evaluasi performa harga. Makalah ini
akan menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga
bagi mitra pengembang yang melaksanakan pembangunan proyek perumahan di
Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan, survei dengan
menyebarkan kuesioner serta wawancara dengan pihak pengembang dan pihak
mitra pengembang untuk mengetahui kemungkinan penerapan penetapan harga.
Untuk menganalisa data digunakan analisa mean dan analisa varian yang
dilanjutkan dengan uji LSD.
Dari analisa data, diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
penetapan harga bagi mitra pengembang yang melaksanakan pembangunan
proyek perumahan di sebelah barat Surabaya adalah hubungan kerja dengan
pemilik (mean 5,75), kondisi keuangan dan reputasi pengembang (mean 5,63),
dan biaya material (mean 5,63). Untuk kelompok mitra pengembang yang
menangani proyek perumahan di sebelah timur Surabaya, faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan harganya adalah biaya material (mean 5,76), kondisi
keuangan dan reputasi pengembang (mean 5,65), dan kecepatan atau lamanya
waktu pengerjaan (mean 5,65). Sedangkan untuk seluruh responden (mitra
pengembang yang melayani pengembang di Surabaya) berpendapat bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam penetapan harganya adalah biaya material
(mean 5,72), kondisi keuangan dan reputasi pengembang (mean 5,64), dan
kualitas produk yang dihasilkan (mean 5,6).
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengembang dan pihak mitra
pengembang dapat diketahui bahwa hampir semua kontrak perjanjian kerja antara
mitra pengembang dengan pengembang menggunakan jenis kontrak lump sum.
Dalam pembangunan proyek perumahan umumnya mitra pengembang mengikuti
harga yang sudah dipatok atau diberikan oleh pengembang sehingga tindak lanjut
mitra pengembang terhadap patokan harga tersebut adalah dengan melakukan
pengoptimalan dalam sumber daya material dan sumber daya manusia.