Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelKrisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997 telah membawa berbagai
dampak di berbagai sektor yang mengakibatkan keterpurukan ekonomi di negara
Indonesia. Salah satu sektor yang terimbas dampaknya adalah sektor pariwisata,
terutama setelah peristiwa pengeboman di Bali pada tanggal 12 Oktober 2002.
Peristiwa pengeboman yang membawa banyak korban jiwa kembali
terulang pada tanggal 5 Agustus 2003, di Hotel J.W Marriott Jakarta. Peristiwa
pengeboman tersebut selain menimbulkan kerugian materiil yang cukup besar
bagi Hotel J.W Marriott Jakarta, juga berimbas pada citra hotel tersebut di
hadapan publik. Peristiwa bom Hotel J.W Marriott Jakarta tersebut, juga berimbas
pada Hotel J.W Marriott Surabaya. Peristiwa bom J.W Marriott Jakarta
memberikan pengaruh negatif terhadap company image Hotel J.W Marriott
Surabaya. Dikarenakan nama yang sama, publik bisa saja beranggapan bahwa
menginap di Hotel J.W Marriott Surabaya beresiko, dan untuk amannya lebih baik
menginap di hotel lain, apalagi lokasi Hotel J.W Marriott Surabaya berdekatan
dengan sejumlah hotel berbintang lainnya, antara lain Hotel Hyatt, Sheraton,
Santika dan Hotel Tunjungan. Karena itu pihak manajemen hotel J.W Marriott
Surabaya Harus menggunakan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan
kondisi internal dan eksternalnya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan
tingkat hunian hotelnya. Peristiwa bom J.W Marriott Jakarta berdampak pula pada
occupancy Hotel J.W Marriott Surabaya. Yakni terjadi penurunan pada occupancy
sebesar 18,99% pada occupancy harian dan 7,98% pada occupancy bulanan Hotel
J.W Marriott Surabaya di bulan Agustus 2003 pasca bom J.W Marriot Jakarta.
Strategi pemasaran Hotel J.W Marriott Surabaya pasca bom J.W Marriott
Jakarta untuk mengembalikan company image dan meningkatkan occupancy yang
digunakan adalah strategi product, price, place, promotion, people, process, dan
customer service. Strategi pemasaran Hotel J.W Marriott Surabaya yang paling
efektif dalam mengembalikan company image dan peningkatan occupancy adalah
strategi people, process, dan customer service. Karena strategi ini mampu
mengembalikan kepercayaan masyarakat akan kondisi keamanan Hotel J.W
Marriott Surabaya, sehingga berimbas pada peningkatan occupancy sebesar 1,54
pada occupancy bulanan dan 5,35% pada occupancy harian di bulan September
2003 pasca bom J.W Marriott Jakarta.