Please take a moment to complete this survey below
Library's collection Library's IT development CancelPerkembangan program wisata homestay yang memadukan unsur wisata dan
pendidikan berjalan cukup baik di Indonesia sejalan dengan perkembangan minat
para orang tua untuk memberi kesempatan pada anaknya untuk menguasai bahasa
asing lebih baik. Namun sejauh ini hanya lembaga pendidikan seperti EF (kursus
bahasa) atau BEST (konsultasi pendidikan luar negeri) yang menyelenggarakan
program ini, sedangkan beberapa biro perjalanan hanya bekerjasama dengan suatu
perusahaan yang menyelenggarakan program homestay dan bertugas membantu
menjualkan produk tersebut. Kenyataan ini menjadi pertanyaan bagaimana
sebenarnya peluang dari wisatawan remaja mengikuti homes/ay (hanya merupakan
diversifikasi dari outbound tour) dan faktor-faktor apa yang menjadi kendala bagi
biro perjalanan untuk mengerjakannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya peluang dari wisatawan
remaja untuk mengikuti homestay dan penyebab biro perjalanan tidak mengerjakan
program homestay sendiri secara optimal.
Sesudah penelitian lapangan dengan penyebaran kuesioner ke sejumlah anak
remaja (berusia sekitar 12-22 tahun) dan wawancara dengan beberapa biro perjalanan
wisata di Surabaya, terlihat bahwa program wisata homestay ini memiliki peluang
untuk dikerjakan, namun ternyata dari pihak biro perjalanan tidak mengerjakan
program ini sendiri secara optimal karena biro perjalanan mempunyai target segmen
pasar sendiri, sehingga wisatawan remaja bukanlah target pasar mereka serta
disebabkan kurang adanya jaringan kerjasama antara biro perjalanan dengan kursus
bahasa dan dengan para host parent di luar negeri.
Oleh karena itu penting bagi biro perjalanan yang ingin mengerjakan progam
homestay sendiri secara optimal untuk memfokuskan diri pada segmen pasar yaitu
wisatawan remaja deengan kelompok usia 12 -22 tahun dan berpenghasilan keluarga
minimal Rp. 1,5 juta setiap bulannya.